Rabu, 01 Agustus 2012

Upaya-upaya dalam bimbingan dan konseling untuk menangani stress

Banyak upaya-upaya dalam bimbingan dan konseling untuk menangani stress. Misalnya, seorang remaja laki-laki yang mengalami stress yang disebabkan oleh perceraian orangtuanya. Dia tidak bisa menerima kenyataan itu sehingga dia menjadi lebih agresif, sering ikut tawuran-tawuran, mabuk, dan lain-lain. Dia belum siap menerima kenyataan bahwa orangtuanya harus berpisah.
Dalam kasus ini upaya-upaya yang dilakukan bimbingan dan konseling dengan menerapkan coping yang konstruktif yaitu:
a.    Rational-Emotive Therapy yaitu terapi yang fokus pada upaya untuk mengubah pola berpikir klien yang irrasional sehingga dapat mengurangi gangguan emosi atau perilaku yang maladaptif.

b.    Meditasi yaitu merupakan latihan mental untuk memfokuskan kesadaran atau perhatian dengan cara yang nonanalitis.

c.    Relaksasi yaitu dengan mengatasi kekalutan emosi dan mereduksi masalah fisiologis.

d.    Mengamalkan ajaran agama sebagai wujud keimanan kepada Tuhan

Bimbingan dan konseling bisa memberikan coping aktif dengan cara mengarahkan remaja tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif untuk melepaskan diri dari masalahnya tersebut. Dapat pula diarahakan agar remaja tersebut menahan diri dengan cara menunggu waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan. Dengan berpikir pisitif, diberikan pengertian sedemikian rupa agar remaja tersebut dapat menerima dan memahami kenyataan yang sedang dia alami. Sehingga remaja tersebut tidak lagi melarikan diri dari malahnya dan menerima kenyataan dengan pikiran positif.

sumber:
Mental Hygiene, Yusuf syamsu LN

Selasa, 13 Maret 2012

about biotechnology


Biotechnology 

Modern era brings our life with everything are modern. Everything can be done by machine. Because of that, humans can get anything easier. The researchers and scientists are increasingly creative to create something useful and can simplify life. A variety of innovations are created with the technology. In farming industry technology are very useful and profitable for farmers. One of them is biotechnology.
 
            What is biotechnology? Biotechnology is any technique that uses living organisms to make or modify products for getting good seeds. Biotechnology can solve agriculture problems and make farming more efficient and profitable. Because of drought, pests, and poor soil conditions, farmers get a big loss every year. Biotechnology produces more nutritious and better foods. With biotechnology, plants naturally protected from insects and diseases. These processes produce plants with specific beneficial traits and plants without undesirable traits. So that, farmers can reduces the losses and eliminate losses. Farmers will not suffer losses. They also can meet the needs of consumers with better products quality, efficient, and fast. There will be no hunger or shortage of food in the society again.

                Farmers should use the biotechnology because it does not have to wait a long time of harvest. Biotechnology very useful and give farmers easier. And the result will be great and could savings the time. It also gives many advantages for humans’ life.

Selasa, 28 Februari 2012

the example of narrative essay


Narrative Text

There was a man who worked at one of the biggest company in the world. His named was Rendy. He is a smart person in his office. Not only smart but also he has a good pyscical, it made many women liked him. But he has bad attitude like a red rag man and always puts off something until tomorrow. He always got punishment from his manager, because he always put off his work until deadline was over. This was that made the manager was see red to him. But, behind Rendy’s problem there is a silver lining to solve his problem.
Once in a blue moon Rendy got an important assignment from his manager. Why did it call like that? Because, it would be the last assignment that the manager would give to him. If he wouldn’t finish that assignment, he would get out from the company. The manager gave three months for him to do that assignment. And Rendy has promised that he would finish that assignment.
The next day, in the pink in he planned to do his assignment. But, it was in his mind. He just played the game in his computer and jocked with his friend when they were working. But, they friend didn’t laugh with his jookes. He thought that the assignment was too easy for him, so he didn’t do that. All of day, he has just played the game, talked with his friend, or just walked around from one place to another place in that company. It has two months ago since he has been given an important assignment from his manager, but he still didn’t do anything for that. He also still thought to put off it until tomorrow.
A week later, out of the blue the manager came to Rendy’s desk to ask about the assignment. Rendy was shocked when he saw the manager came to him. He couldn’t tell anything about his assignment because the assignment wasn’t done by him. The manager was blue in the face while he heard that Rendy didn’t do the assignment. On the other hand, Rendy tried to make his manager was believed to him that he would finish that at that time. Finally, the manager believed to him. After the manager went out from his desk, he fell relief. He turned on the computer and tried to do his assignment. But, he just has online or seached something that he wanted.
Today is the deadline of Rendy’s assignment, but Rendy didn’t prepare for that. He forgot if today is the deadline. So, he became to busy and confuse to start te assignment. The assignment will collect to his manager this afternoon, if not he will go out from that company. At the afternoon, the manager came to him. The manager was hit the silling to him, because Rendy didn’t finish the assignment.
Rendy got a punishment, because of his bad attitude. He really regret it and he thought to change his life is better than before. He also tries to never put off something that he got and more respect to another people.

Minggu, 26 Februari 2012

Faktor-faktor yang Menyebabkan Stress pada Remaja


Stres muncul ketika seseorang melakukan penyesuaian diri terhadap suatu peristiwa atau situasi. Akan tetapi tidak semua peristiwa atau situasi dapat menimbulkan stress. Ada dua faktor yang mengakibatkan suatu situasi atau peristiwa menimbulkan stres yaitu yang berhubungan dengan situasi yang dialami oleh individu (Lazarus dalam Safarino, 1998).
Situasi atau peristiwa yang berhubungan dengan individu dapat berupa kondisi tertentu dalam lingkungan yang merusak jaringan dalam tubuh, seperti hawa panas/ dingin yang berlebihan, luka atau penyakit. Keadaan sakit menyebabkan munculnya tuntutan pada sistem biologis dan psikologis individu, dimana derajat stres yang akan timbul karena tuntutan ini tergantung pada keseriusan penyakit dan umur individu tersebut.
Sementara yang berhubungan dengan situasi yang dialami individu dapat berupa pertahanan anggota keluarga, perceraian, kematian dalam keluarga, pekerjaan serta keadaan lingkungan (Safarino, 1998).
Lazarus dan Cohen (dalam Evans, 1982) mengemukakan bahwa terdapat tiga kelompok sumber yang menyebabkan stress, yaitu :
1. Fenomena catalismic, yaitu hal-hal atau kejadian-kejadian yang tiba-tiba, khas, dan kejadian yang menyangkut banyak orang seperti bencana alam, perang, banjir, dan sebagainya.
2. Kejadian-kejadian yang memerlukan penyesuaian atau coping seperti pada fenomena catalismic meskipun berhubungan dengan orang yang lebih sedikit seperti respon seseorang terhadap penyakit atau kematian.
3. Daily hassles, yaitu masalah yang sering dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut ketidakpuasan kerja atau masalah-masalah lingkungan seperti kesesakan atau kebisingan karena polusi.

  Reference:

     Noname.(2011).Cara Mengatasi Stres dan Cara Menghilangkan Stres .[Online].
     Noname.(2008).Stress.[Online].Tersedia: http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/stress/ 
        Anggraeni Devi. (2011).Definisi Stres, Keterkaitan antara Stres dengan Lingkungan dan Pengaruh Stres terhadap Perilaku Individu dalam Lingkungan.[Online].Tersedia: http://devianggraeni90.wordpress.com/2011/05/10/definisi-stres-keterkaitan-antara-stres-dengan-lingkungan-dan-pengaruh-stres-terhadap-perilaku-individu-dalam-lingkungan/[1 November 2011]

Sabtu, 25 Februari 2012

Definisi Stress


             Definisi Stres
Istilah stres ditemukan oleh Hans Selye (dalam Sehnert, 1981) yang mendefinisikan stres sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dikenakan padanya. Dengan kata lain istilah stres dapat digunaan untuk menunjukkan suatu perubahan fisik yang luas yang disulut oleh berbagai faktor psikoogis atau faktor fisik atau kombinasi kedua faktor tersebut.
 Menurut Lazarus (1976) stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan kerena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal. Sedangkan menurut Korchin (1976) keadaan stres muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa atau terlalu banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang. Stres tidak hanya kondisi yang menekan seseorang ataupun keadaan fisik atau psikologis seseorang maupun reaksinya terhadap tekanan tadi, akan tetapi stres adalah keterkaitan antara ketiganya (Prawitasari, 1989).
Sarafino (1998), stres muncul akibat terjadinya kesenjangan antara tuntutan yang dihasilkan oleh transaksi antara individu dan lingkungan dengan sumber daya biologis, psikologis atau sistem sosial yang dimiliki individu tersebut.
Stres merupakan penekanan pada peristiwa-peristiwa dan situasi-situasi negatif yang dialami individu yang dapat menimbulkan sfek yang tidak teratur pada perilakunya, (Lahey & Ciminero, 1998).
Sarafino (1994) mencoba mengonseptualisasi stres kedalam tiga pendekatan, yaitu:
1. Stimulus                                                                       
Keadaan atau situasi dan peristiwa yang dirasakan mengancam atau membahayakan yang menghasilkan perasaan tegang disebut sebagai stressor. Beberapa ahli yang menganut pendekatan ini mengkategorikan stresor menjadi tiga :
a.  Peristiwa katastropik, misalnya angin tornado atau gempa bumi.
b. Peristiwa hidup yang penting, misalnya kehilangan pekerjaan atau orang yang dicintai.
c.  Keadaan kronis, misalnya hidup dalam kondisi sesak atau bising.
2. Respon                                                                                               
Respon adalah reaksi sesorang terhadap stresor. Untuk itu dapat diketahui dari dua komponen yang saling berhubungan, yaitu komponen psikologis dan komponen fisiologis.
a.  Komponen psikologis, seperti perilaku, pola pikir dan emosi
b.  Komponen fisiologis, seperti detak jantung, mulut yang mongering (sariawan), keringat dan sakit perut.
Kedua respon tersebut disebut dengan strain atau ketegangan. 
3.  Proses      
Stres sebagai suatu proses terdiri dari stesor dan strain ditambah dengan satu dimensi penting yaitu hubungan antara manusia  dengan lingkungan. Proses ini melibatkan interaksi dan penyesuaian diri yang kontinyu, yang disebut juga dengan istilah transaksi antar manusia dengan lingkungan, yang didalamnya termasuk perasaan yang dialami dan bagaimana orang lain merasakannya.
Holahan (1981) menyebutkan jenis stres yang dibedakan menjadi dua bagian, yaitu systemic stress dan psychological stress.
1)    Systemic Stress
Systemic stress didefinisikan oleh Selye (dalam Holahan, 1981) sebagai respon non spesifik dari tubuh terhadap beberapa tuntutan lingkungan. Ia menyebut kondisi-kondisi pada lingkungan yang menghasilkan stres, misalnya racun kimia atau temperatur ekstrim, sebagai stressor.
Selye mengidentifikasikan tiga tahap dalam resspon sistemik tubuh terhadap kondisi-kondisi penuh stress, yang diistilahkan General Adaptation Syndrome (GAS).
Tahap pertama adalah alarm reaction dari system syaraf otonom, termasuk didalamnya peningkatan sekresi adrenalin, detak jantung, tekanan darah dan otot menegang. Tahap ini bsa diartikan sebagai pertahanan tubuh.
Selanjutnya tahap ini diikuti oleh tahap resistance atau adaptasi, yang didalam nya termasuk berbagai macam respon coping secara fisik.
Tahap ketiga, exhaustion atau kelelahan, akan terjadi apabila stressor datang secara intens dan dalam jangka waktu yang cukup lama, jika usaha-usaha perlawanan gagal untuk menyelesaikan secara adekuat.
2)    Psychological Stress                                  
Psychological stress terjadi ketiksa individu menjumpai kondisi lingkungan yang penuh stress sebagai ancaman yang secara kuat menantang atau melampaui kemampuan copingnya (Lazarus dalam Holahan, 1981). Sebuah situasi dapat terlihat sebagai suatu ancaman dan berbahaya secara potensial apabila melibatkan hal yang memalukan, kehilangan harga diri, kehilangan pendapatan dan seterusnya (dalam Heimstra & McFarling, 1978).

Reference:
       Noname.(2008).Stress.[Online].Tersedia: http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/stress/
      Anggraeni Devi. (2011).Definisi Stres, Keterkaitan antara Stres dengan Lingkungan dan Pengaruh Stres terhadap Perilaku Individu dalam Lingkungan.[Online].Tersedia: http://devianggraeni90.wordpress.com/2011/05/10/definisi-stres-keterkaitan-antara-stres-dengan-lingkungan-dan-pengaruh-stres-terhadap-perilaku-individu-dalam-lingkungan/[1 November 2011]